Table of Contents

Mengenal Alat Uji Tekan Beton dengan Mesin UTM

Ketahanan suatu bangunan sangat dipengaruhi oleh kualitas serta kemampuan beton dalam menahan beban. Beton yang terlihat padat belum tentu memiliki mutu sesuai standar. Oleh karena itu, diperlukan pengujian material agar mutu beton benar-benar terjamin. Salah satu metode paling umum adalah uji tekan beton, yang dilakukan menggunakan alat uji tekan beton. Pada era modern, banyak laboratorium telah memanfaatkan mesin UTM (Universal Testing Machine) karena kemampuannya yang lebih canggih dibanding mesin konvensional.

Mengenal Alat Uji Tekan Beton

utm sedang uji tekan beton

Beton yang telah melewati tahap curing akan diuji pada periode tertentu, seperti 7, 14, atau 28 hari, untuk mengevaluasi perubahan dan perkembangan kekuatannya secara bertahap. Angka tersebut dikenal sebagai kuat tekan beton dan biasanya diukur dalam satuan MPa (Megapascal).

Benda uji yang dipakai umumnya berbentuk kubus atau silinder. Setelah proses perawatan (curing) selesai, beton diuji pada usia tertentu, misalnya 7, 14, atau 28 hari, untuk menilai peningkatan kekuatannya dari waktu ke waktu.

Peran Mesin UTM dalam Pengujian Beton

Alat uji UTM

Mesin Universal Testing Machine (UTM) awalnya dikembangkan untuk menguji berbagai jenis material, seperti logam, baja, kayu, hingga plastik. Namun, mesin ini juga sangat efektif digunakan dalam pengujian tekan beton. Keunggulannya antara lain:

  • Presisi tinggi: Hasil pengujian lebih akurat berkat sistem sensor digital.

  • Serbaguna: Bisa dipakai untuk uji tarik, uji lentur, hingga uji tekan.

  • Data otomatis: Hasil langsung tersimpan dalam komputer sehingga mudah dianalisis.

  • Efisiensi: Proses lebih cepat dibanding mesin manual.

Dengan UTM, uji tekan beton tidak hanya sekadar mengetahui angka kekuatan, tetapi juga mendukung analisis lanjutan, misalnya perilaku beton saat retak.

Fungsi Uji Tekan Beton

Pemakaian mesin uji tekan beton di bidang konstruksi menghadirkan berbagai manfaat utama, antara lain:

  • Menilai mutu beton agar sesuai dengan perencanaan struktur.

  • Mencegah risiko keruntuhan dengan memastikan beton cukup kuat.

  • Menjadi dasar desain bagi insinyur sipil dalam menentukan daya dukung struktur.

  • Mendukung penelitian pengembangan beton inovatif, misalnya beton serat atau beton ramah lingkungan.

Cara Pengujian dengan Mesin UTM

Proses pengujian tekan beton menggunakan UTM umumnya melalui tahapan berikut:

  1. Persiapan benda uji: Beton berbentuk silinder atau kubus disiapkan dengan umur tertentu.

  2. Penempatan benda uji: Spesimen diletakkan di antara pelat tekan UTM dengan posisi yang rata.

  3. Pengoperasian mesin: Beban diberikan secara bertahap menggunakan sistem hidrolik hingga beton pecah.

  4. Pencatatan data: Sensor UTM mencatat nilai beban maksimum yang ditahan beton.

  5. Analisis hasil: Nilai tersebut dikonversi ke dalam MPa, lalu dibandingkan dengan standar mutu yang berlaku.

Standar Mutu Beton

Standar acuan pengujian tekan beton di Indonesia merujuk pada SNI 1974:2011, sedangkan secara internasional banyak digunakan ASTM C39 (Amerika) dan BS 1881 (Inggris).

Mutu beton biasanya diklasifikasikan berdasarkan angka, misalnya:

  • K-225: umum untuk rumah tinggal.

  • K-300: dipakai pada gedung bertingkat.

  • K-500: digunakan untuk proyek infrastruktur besar seperti jembatan.

Jenis Mesin Uji Tekan Beton

Jenis mesin uji tekan beton pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok utama:

  • Mesin manual: menggunakan pompa hidrolik yang digerakkan tangan, cocok untuk laboratorium kecil.

  • Mesin semi otomatis: gabungan hidrolik manual dengan pembacaan digital.

  • Mesin UTM digital: sistem otomatis dengan sensor canggih, mampu memberikan hasil akurat dan data terintegrasi.

Kelebihan Mesin UTM untuk Uji Tekan Beton

4 Kelebihan Mesin utm untuk uji tekan beton

Menggunakan mesin UTM memberikan sejumlah keuntungan dibanding alat konvensional, di antaranya:

  • Fleksibilitas untuk menguji berbagai material selain beton.

  • Hasil konsisten karena sistem digital meminimalkan kesalahan manusia.

  • Mudah dipantau karena data uji dapat langsung dianalisis melalui komputer.

  • Efisiensi biaya jangka panjang, meski harga awalnya lebih mahal.

Aplikasi Uji Tekan Beton di Lapangan

Selain di laboratorium, hasil pengujian tekan beton juga banyak diaplikasikan langsung pada proyek konstruksi. Misalnya, ketika dilakukan pengecoran pada lantai gedung bertingkat, sampel beton dari lokasi proyek diambil untuk diuji tekan. Dengan demikian, pihak kontraktor bisa mengetahui apakah kualitas beton di lapangan sesuai dengan yang direncanakan. Bila hasil uji menunjukkan mutu tidak mencapai standar, langkah perbaikan dapat segera dilakukan sehingga proyek tetap aman dan sesuai jadwal.

Perawatan Mesin Uji Tekan Beton

Agar hasil pengujian tetap akurat, mesin UTM maupun mesin uji tekan lainnya perlu dilakukan kalibrasi berkala. Selain itu, operator harus mengikuti prosedur standar agar tidak terjadi kesalahan, seperti spesimen tidak rata atau beban diberikan terlalu cepat.

Kesimpulan

Alat uji tekan beton adalah perangkat penting dalam menjamin mutu dan keamanan sebuah bangunan. Kehadiran mesin UTM membuat pengujian semakin akurat, cepat, dan dapat diandalkan. Tidak hanya bermanfaat dalam proyek konstruksi, tetapi juga dalam penelitian dan pengembangan material baru.

Dengan memanfaatkan teknologi seperti UTM, industri konstruksi dapat memastikan setiap beton yang dipakai benar-benar memiliki kekuatan yang sesuai, sehingga bangunan menjadi lebih kokoh, aman, dan berkelanjutan.

Ingin Memahami lebih lanjut Uji Tekan pada UTM di Taharica.co.id