Dalam aplikasi manufaktur, material atau bahan harus dilakukan pengujian sebelum digunakan dan dengan memahami dua pertimbangan yaitu untuk mengetahui karakteristik suatu material serta melihat mutu untuk memastikan suatu material tersebut memiliki spesifikasi dan kualitas tertentu. Pengujian keras berfungsi untuk mencegah terjadinya produk gagal atau cacatnya benda. Pengujian kekerasan ini merupakan yang bersifat destructive test karena sifatnya yang merusakk, tetapi pengujian keras ini tidak akan merusak material hingga hancur hanya saja merusak bagian permukaannya saja dan menyebabkan material memiliki goresan yang sedikit dalam.
Pada umumnya pengujian kekerasan mengunakan 4 macam metode pengujian keras, yakni Brinnel, Rockwell, Vickers, Micro Hardness.
Brinnel (HB / BHN)
Pengujian kekerasan dengan menggunakan metode brinnel bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu material atau benda dalam bentuk gaya tahan material pada identro (Bola baja) yang ditekankan pada permukaan material tersebut.
Ada baiknya, pengujian dengan menggunakan metode brinnel khususkan untuk pengujian dengan material yang memiliki permukaan kasar dengan uji kekuatan kisaran 500-3000 kgf. Identor biasanya sudah dikeraskan dan di plating atau terbuat dari bahan karbida tungsen.
Rockwell
Pengujian kekerasan dengan menggunakan metode Rockwell bertujuan mengetahui kekerasan material dengan perhitungan yang tepat suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap identor kerucut ataupun bola baja intan yang ditekan pada permukaan material atau benda uji tersebut.
Besarnya minor load maupun majod load tergantung dari jenis material atau benda yang akan di uji, jenisnya dapat dilihat dibawah ini.
HR = E – e
Where :
F0 = Beban Minor(Minor Load) (kgf)
F1 = Beban Mayor(Major Load) (kgf)
F = Total beban (kgf)
e = Jarak antara kondisi 1 dan kondisi 3 yang dibagi dengan 0.002 mm
E = Jarak antara indentor saat diberi minor load dan zero reference line yang untuk tiap jenis indentor berbeda-beda yang bias dilihat pada table 1
HR = Besarnya nilai kekerasan dengan metode hardness
Tabel dibawah ini merupakan skala yang dipakai dalam pengujian Rockwell skala dan range uji dalam skala Rockwell.
Tabel 1 Rockwell Hardness Scales
Scale | Indentor | F0 (kgf) | F1 (kgf) | F (kgf) | E | Jenis Material Uji |
A | Diamond cone | 10 | 50 | 60 | 100 | Exremely hard materials, tugsen carbides, dll |
B | 1/16″ steel ball | 10 | 90 | 100 | 130 | Medium hard materials, low dan medium carbon steels, kuningan, perunggu, dll |
C | Diamond cone | 10 | 140 | 150 | 100 | Hardened steels, hardened and tempered alloys |
D | Diamond cone | 10 | 90 | 100 | 100 | Annealed kuningan dan tembaga |
E | 1/8″ steel ball | 10 | 90 | 100 | 130 | Berrylium copper,phosphor bronze, dll |
F | 1/16″ steel ball | 10 | 50 | 60 | 130 | Alumunium sheet |
G | 1/16″ steel ball | 10 | 140 | 150 | 130 | Cast iron, alumunium alloys |
H | 1/8″ steel ball | 10 | 50 | 60 | 130 | Plastik dan soft metals seperti timah |
K | 1/8″ steel ball | 10 | 140 | 150 | 130 | Sama dengan H scale |
L | 1/4″ steel ball | 10 | 50 | 60 | 130 | Sama dengan H scale |
M | 1/4″ steel ball | 10 | 90 | 100 | 130 | Sama dengan H scale |
P | 1/4″ steel ball | 10 | 140 | 150 | 130 | Sama dengan H scale |
R | 1/2″ steel ball | 10 | 50 | 60 | 130 | Sama dengan H scale |
S | 1/2″ steel ball | 10 | 90 | 100 | 130 | Sama dengan H scale |
V | 1/2″ steel ball | 10 | 140 | 150 | 130 | Sama dengan H scale |
Vickers
Pengujian kekerasan dengan menggunakan metode vickers memiliki tujuan untuk menentukan kekerasan terhadap suatu material dalam yaitu daya tahan material atau benda terhadap indentor yang cukup kecil dan mempunyai geometri berbentuk piramid. Beban yang dikenakan pun jauh lebih kecil dibandingkan dengan pengujian metode rockwell dan juga metode brinell yaitu 1 hingga 1000gram.
Angka kekerasan vickers didefenisikan sebagai hasil bagi atau koefisien dari beban uji dengan bekas luka tekan permukaan yang luas dari indentor.
Micro Hardness
Micro Hardness testing dikenal dengan nama knoop hardness testing yang merupakan pengujian yang cocok untuk pengujian yang rendah dalam nilai kekerasannya. Knoop biasanya digunakan untuk mengukur sebuah material yang getas seperti keramik atau batu.
HK = Angka kekerasan knoop
F = Beban (kgf)
I = Panjang dari indentor (mm)
Untuk menentukan metode pengujian keras yang digunakan, kita harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
- Permukaan pada material
- Jenis dan dimensi material
- Jenis data yang diinginkan
- Ketersediaan alat uji
Alatuji adalah penyedia alat pengujian dan pengukuran terpercaya di Indonesia. Kami juga menjual alat pengujian keras berspesifikasi dan terpercaya serta memberika after sales terbaik. Pertanyaan harga dan spesifikasi lengkap bisa langsung tanyakan lewat chat online yang tersedia di web ini.