Masih ingat kah Anda  dengan peristiwa kebakaran hutan dan lahan gambut  yang terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu? Atau peristiwa-peristiwa kebakaran hutan/lahan gambut lainnnya yang pernah terjadi di Indonesia?

Seperti yang kita ketahui Badan Penanggulangan  Bencana (BNPB) menyatakan bahwa seluas 857 Hektar lebih lahan terbakar sepanjang 2019 yang tersebar di 6 provinsi

Dan tingkat kebakaran hutan paling tinggi terjadi di Kalimantan. Yaitu Kalimantan Selatan dengan luas lahan terbakar  sampai 113.454 hektar, Kalimantan Barat dengan lahan terbakar seluas 127.462 hektar, dan Kalimantan Tengah lahan terbakar seluas 134.227 hektar.

Adapun sisa kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di luar pulau Kalimantan terjadi di Riau dengan luas lahan terbakar 75.871, Sumatera Selatan seluas 52.716 hektar dan yang terakhir Jambi dengan luas lahan terbakar mencapai 39.638 hektar. Dan kebaran hutan terluas terjadi di Kalimantan Tengah seluas 134.227.  

“Data KLHK mencatat luas karhutla dari Januari hingga September 2019 sebesar 857.756 ha dengan rincian lahan mineral 630.451 ha dan gambut 227.304 ha,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Agus Wibowo, dalam keterangannya, Selasa (22/10/2019). DIlansir dari detik.com

Mari kita berfokus dari kebakaran hutan ke kebakaran lahan gambut.

Terjadinya kebakaran di lahan gambut akan mempunyai potensi besar jika terjadinya kekeringan. Hal ini dikarenakan fungsi penyerapan  air pada gambut yang sangat kering akan sulit di lakukan jika kedalam air menurun terlalu dalam sehingga gambut akan sangat kering dan sangat rentan terbakar.

Ketika lahan gambut kering, api sekecil apapun bisa memicu kebakaran pada lahan gambut, bahkan rokok dan panas matahari pun juga bisa memicu kebakaran. Api bisa menyebar hingga kelapisan gambut dalam yanhg kedalamannya bisa sampai 4 meter

Walaupun api di permukaan sudah padam, bukan berarti api di lapisan dalam juga padam dan api bisa bertahan sampai berbulan-bulan dan menjalar bisa menjalar ke tempat lain.

Cara penanggulangan agar  tidak terjadinya kebarakan lahan gambut adalah dengan memantau kedalaman air yang ada di lahan gambut. Dengan demikian kita bisa memantau perkembangan dan dapat siap siaga apabila terjadinya kekeringan.

Kami dari PT. Taharica telah memasang dan melakukan pemantauan kedalaman air dengan Hobo Water Level di banyak provinsi Indonesia dari  Sabang sampai Merauke. Seperti di daerah ;

Jayapura

Borneo

Pontianak

Lampung

PT. Salim Invomas Pekanbaru Riau

PT. Citra Niaga Perkasa

Dan masih banyak daerah lagi  yang telah memakai HOBO Water Level untuk memantau lahan gambut .

Tidak hanya untuk memantau ekosistem lahan gambut.Hobo Water Level kami juga mempunyai alat untuk memantau ekosistem

Kami juga menyediakan jasa audit stuktur bangunan. Dan kami juga menjual berbagai alat-alat pengujian an, alat-alat monitoring seperti alat uji pohon,  alat monitoring cuacaalat uji kekerasan,  dan alat pengujian lainnya dengan harga yang terjangkau.

Informasi pemesanan silahkan menghubungi nomor telepon  021 8690 6777 dan email alfin@taharica.com

Share this:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *